Belajar Bersyukur dari Pengamen Jalanan

 


 


Surabaya adalah kota metropolitan dan sering terjadi kemacetan, belum lagi cuaca siang hari yang panas dan Terik itu sering kali membuat aku kesal dan sebal ingin buru-buru sampai di tujuan. Pada suatu hari aku pergi bermain bersama teman-temanku dengan mengendarai layanan kendaraan seperti Gocar. Kami akan pergi bermain di suatu mall di kota Surabaya, sebenarnya jarak antara rumah ku dan mall tersebut tidak terlalu jauh, cukup dijangkau tiga puluh menit dengan kendaraan. Namun siang itu perjalanan kami terasa lama. Kami terjebak macet dan mobil sulit bergerak. Suara klakson juga saling bersahutan karena orang-orang sudah tidak sabar ingin segera pergi. Aku juga merasa ingin segera sampai karena sudah terlalu lama terjebak di sana. Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah kaca mobil. Aku menurunkan kaca mobil dan melihat seorang anak kecil laki-laki tanpa alas kaki membawa tutup botol berbahan alumunium dan digoyangkan-goyangkan untuk menghasilkan suara “cring-cring” lalu bernyanyi yang aku tau itu lagu anak-anak. Aku terus menatapnya dari atas sampai kaki. Baju yang lusuh, rambut yang berantakan, serta kaki yang langsung menyentuh aspal. Melihat kondisi itu membuatku miris dan bertanya-tanya dimana orang tua anak itu? Mengapa anak sekecil ini sudah berkeliaran di jalan tanpa alas kaki?.

Setelah lagu itu selesai dinyanyikan, dia menyodorkan bekas bungkus permen yang aku tau itu kantong uang yang digunakan untuk mengamen. Dia tersenyum ke arahku. Aku menyodorkan air minum sembari bertanya “Namanya siapa dek?” “Awi kakak” jawabnya dengan penuh senyuman. “kelas berapa dek?” tanyaku lagi. “aku tidak bersekolah kakak” aku tidak sanggup bertanya lagi. Aku benar-benar kasihan padanya, dia harus menderita di usia yang aku perkirakan masih sekitar enam atau tujuh tahun. Melihat anak kecil itu aku menyadari betapa nikmatnya hidupku. Aku bersyukur bisa bersekolah tanpa harus bekerja, aku memiliki keluarga yang memenuhi kebutuhanku. Aku bersyukur sekaligus sedih melihat adik itu.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Membuat Chunky Bag Crochet